Novel Solo Levelling Chapter 139 Bahasa Indonesia
SOLO LEVELLING 139
Para Orc adalah pemburu sejak lahir.
Tingkat kecerdasan mereka hampir sama dengan manusia, tapi
mereka unggul dalam hal melacak dan memburu mangsa mereka.
Dan kini, gerbangnya sudah hancur. Tembok yang menghalangi
seluruh Dungeon dari Dunia kini telah menghilang, dan para pemburu ini mulai
berhamburan dari dalam Gerbang.
“Kururuk.”
“Keuk.”
Para Orc itu menyingkirkan mayat-mayat murid SMA itu dan
mengamati sekeliling mereka.
SNIFF SNIFF
“Kuruk.”
Para pemburu ini sudah terjebak di Dungeon yang gelap selama
lebih dari seminggu, menunggu dengan tenang untuk datangnya hari ini. Terlihat
jelas bahwa mereka bersemangat mencium bau darah dan juga daging dari sekeliling
mereka.
Meski begitu, gerombolan ini adalah gerombolan pengintai yang sudah
berkembang. Bahkan meski mereka sangat bersemangat, mereka tidak bisa bertindak
sesuka hati mereka. Puluhan saudara mereka tengah menunggu laporan mereka
dengan sabar.
Para Orc ini melihat sekeliling mereka dan mendapati tembok
dengan banyak jendela dan pintu.
Orc yang memimpin gerombolan ini langsung menyadari bahwa
mereka berada dalam sebuah bangunan yang rumit seperti sebuah kastil.
“Kururuk.”
Hidungnya tersentak.
Hanya ada dua pilihan di sini. Pertama, tinggalkan ‘kastil’
ini dan membunuh setiap mangsa yang mereka lihat tanpa ampun.
Atau, membunuh setiap manusia yang berada di ’kastil’ ini
dan mengubah tempat ini menjadi benteng mereka – dan lalu, memulai perburuan mereka
yang sesungguhnya. Sudah jelas mana pilihan yang
lebih aman.
Sang pemimpin Orc memerintahkan bawahannya.
“Panggil saudara-saudara kita.”
Dan lalu, dia mendongak ke atas dan memandangi
langit-langit.
Di atas, lalu di atasnya lagi, tampaknya
bangunan ini dipenuhi oleh mangsa.
Kepalanya terus berdengung dengan suara yang
memerintahkannya untuk membunuh semua mangsa mereka.
“Bagus.”
Monster itu membuka mulutnya dan menunjukkan taring
kuningnya.
“Pertama, kita bersihkan tempat ini.”
*Kawagane.blogspot.com*
Ada segerombol orang yang berkumpul di garis pantai
Gwangalli. Bahkan meski cuacanya mendung, ada hal tidak wajar yang membuat
mereka datang.
Dan itu adalah Gerbang raksasa yang mengambang di atas
pantai.
Anggota Polisi lokal yang diminta untuk membantu dan para
pegawai Asosiasi Hunter cabang Busan, telah menutup area tersebut dan melarang
warga sipil untuk mendekat.
Namun, untuk beberapa alasan, segelintir warga setempat
tidak mengindahkan larangan tersebut.
“Senior?”
Seorang pegawai baru (Perempuan), yang terhempas oleh
kerumunan orang , menunjukkan ekspresi sedihnya dan mengemis pada seniornya
untuk meminta perlindungan dari segelintir orang yang penasaran.
“Haruskah kita terus melakukan ini setiap kali Gate muncul?”
Sang pegawai senior itu juga kebingungan dengan masalah ini.
Dia baru pertama kalinya melihat keributan seperti ini di dekat sebuah Gate.
“Mau bagaimana lagi, Gate ini merupakan Gate terbesar yang
pernah muncul di Busan.”
Lalu dia menatap ke belakang, ada sebuah Gate besar yang
mengambang di udara.
Hanya melihatnya saja membuat dia merasa terhisap ke
dalamnya, jadi dia berusaha mengabaikan gerbang itu.
Tapi...
‘Aku tau benda itu tidak bisa menyakiti orang-orang kecuali
terjadi Kebocoran Dungeon, tapi tetap saja...’
Bahkan kemudian, dia masih tidak menyukai Gate-Gate itu sama
seperti orang-orang yang takut pada luar
angkasa atau kedalaman laut.
Itulah kenapa, setiap kali dia dikirim ke lokasi sebuah Gate, dia terus berdo’a dalam hatinya berharap para
Hunter dapat segera mengatasi lubang mengerikan itu.
Di satu sisi, ada hal yang membuatnya semakin yakin pada
Raid kali ini. Pegawai baru itu juga harus menyadari alasannya, karena pegawai baru itu tiba-tiba bertanya padanya.
“Hei! Senior, kau mendengarku atau tidak?”
“Apa?”
“Seorang Hunter Rank S dari Seoul akan datang ke sini, kan?”
Bukankah semua orang di sini sudah mengetahuinya? Mungkin
sebagian orang itu datang ke sini untuk melihat Hunter Rank S itu dengan mata
kepala mereka sendiri sementara sebagian yang lain datang untuk melihat
Gate-nya.
“Maksudmu, Hunter Song Jin Woo?”
“Iya, benar.”
“Kenapa kau sangat senang? Apa kau mengenalnya atau
bagaimana?”
“Ti-tidak, Tidak juga.”
Pegawai baru itu segera melambakan tangannya dan
menggerak-gerakkan tubuhnya dengan ekspresi kegirangan di wajahnya.
“Sebenarnya, ini juga pertama kalinya aku melihat Hunter
Rank S, jadi...”
Si pegawai senior justru menunjukkan ekspresi kecewa.
“Hunter Song Jin Woo itu Hunter baru, dan kau juga pegawai
baru, tapi kenapa kalian berdua sangat berbeda?”
“S-senior!”
“Kalau kau masih punya energi sebanyak ini untuk
bercanda, kenapa kau tidak pergi ke sebelah sana dan membantu mereka saja?”
“Tapi, aku kemari untuk beristirahat sejenak, tau? Aku sudah
berdiri di sini sejak pagi dan kakiku kesakitan!”
Pegawai senior itu memasang ekspresi tidak senang.
Melihat pegawai baru itu menyipitkan matanya sambil marah
seperti itu, si pegawai baru itu pasti merasa seniornya tidak memperlakukannya dengan
adil, tapi pegawai senior itu tetap saja tidak tidak percaya pada tindakan pegawai baru itu.
Tetap saja, sepertinya dia tidak menyadari posisinya juga.
“Ya, baiklah. Aku juga sedikit penasaran. Semua orang terus
saja membicarakan dia.”
“Lihat, kan? Kau bahkan sama saja, senior.”
‘Maksudku, bukankah dia memburu Boss dari Gate Rank S itu
sendirian?”
Sebenarnya, Boss utama dari Gate rank S yang muncul di Pulau
Jeju adalah sang Ratu Semut. Meskipun
begitu, kebanyakan orang yang menonton siaran itu malah mengira bahwa monster
semut yang bermutasi itu adalah Boss-nya.
Semua itu karena aura mengerikan yang makhluk itu tunjukkan.
Membunuh Monster level Boss menandakan bahwa Gate-nya akan
segera tertutup. Dan pemuda itu adalah seorang Hunter yang dapat menutup rapat
sebuah Gate Rank S.
Belakangan ini, Hunter Song Jin Woo digadang-gadang memiliki potensi menjadi
‘Hunter dengan tingkat Otoritas Khusus’. Secara alami, perhatian
publik akan berpusat padanya.
“Seorang Hunter Rank S! Aku penasaran dan ingin melihatnya secara langsung!”
Sang pegawai senior melihat mata dari junior-nya yang
berkilauan dan pemikiran rumitnya langsung muncul.
‘Bocah ini, mungkin dia melamar pekerjaan di Asosiasi bukan
karena dia suka bekerja, tapi karena dia mendambakan para Hunter atau
semacamnya??’
Pegawai Junior itu tidak peduli bagaimana seniornya
memandang. Mata pegawai muda itu terus berkilau dan mulutnya bergetar karena
sangat bersemangat.
“Senior, senior!”
“Apa lagi?”
“Ku dengar kau bahkan tidak bisa menatap mata Hunter yang
benar-benar kuat. Benar, aku dengar kau pernah melihat Hunter Rank S sekali saat
dulu. Apakah itu benar?”
Pegawai senior itu teringat perjalanan bisnisnya ke Gwangju
tahun lalu.
“...Ya, itu benar.”
“Wow-!”
Tiba-tiba, pegawai senior itu merasa bahunya sedikit naik
setelah melihat juniornya memuji seperti itu.
“Jadi, rasanya seperti apa? Apakah menakutkan?”
“Hei, Hei. Jangan bilang begitu. Tahun lalu, aku mendapat
kesempatan untuk bertemu dengan Hunter Ma Dong Wook dari Guild Shining Star
karena itu pekerjaan dari Asosiasi, dan...”
“... Permisi, aku mau lewat.”
“Ah, silahkan.”
Dua pegawai Asosiasi itu lansung melangkah minggir untuk
memberi jalan pada seorang pemuda, lalu mereka kembali ke posisi semula. Tapi
kemudian...
“...Hah?”
Sang pegawai senior menatap punggung dari pemuda yang
memakai jaket cindung tersebut.
“Ada apa, senior?”
“Tidak ada, sepertinya orang itu tampak tidak
asing.”
“Hah? Sungguh? Aneh sekali. Aku juga merasakan hal yang
sama.”
“Apakah dia juga anggota Staf Asosiasi?”
“Hmm...?”
“Tunggu, sampai mana ceritaku tadi?”
“Itu... Ah, Hunter Ma Dong Wook dari Guild Fame!”
“Ah, benar. Aku mendapat kesempatan untuk bertemu dengan
Hunter Ma Dong Wook secara langsung, orang itu sangat besar dan pundaknya
sangat lebar.”
“Wow-!”
Sepertinya, pegawai senior dan junior itu benar-benar
menjadi sangat akrab.
*Kawagane.blogspot.com*
“Tuan Hunter Song Jin Wooo!”
Park Jong Soo menyambut Jin Woo dengan suara haru yang
sangat tidak sesuai dengan umurnya. Mengingat seberapa berharganya Raid khusus
ini. Jin Woo mengkonfirmasi waktunya dengan tenang untuk menenangkan reaksi
berlebihan Park Jong Soo. Ponselnya menunjukkan layar dimana angka 10:59
berubah menjadi 11:00.
‘Bagus sekali.’
Jin Woo tersenyum.
Untuk mengindari kekacauan, dia tetap pada mode ‘Stealth’
dan pergi ke suatu tempat yang agak jauh sebelum berjalan kembali ke sini.
Namun dia tetap saja sampai tepat waktu.
Raid-nya baru akan dimulai, tapi firasatnya sudah bagus. Dan saat dia mendongak untuk melihat...
‘... Setelah melihatnya secara langsung, bukankah Gate ini agak lebih
besar?”
Dia bisa melihat Gate yang bahkan lebih besar dari Gate di video, dan Gate itu ada tepat di sampingnya. Jumlah energi sihir yang keluar dari benda itu juga
sebesar yang mereka katakan.
‘Monster seperti apa yang akan ku temui di dalam sana?’
Tanpa sadar, dia tersenyum.
Selain ukuran Gate itu yang sangat besar, tidak ada yang berbeda dibanding Gate lain. Sama seperti Raid yang akan dilakukan oleh Guild-Guild lain, ada dua grup
Hunter berperingkat rendah di dekat sini.
‘Itu adalah Tim Pengambil dan Tim Penambang.’
Seperti kata pepatah lama yang mengatakan ‘Sebanyak apa kau
melihat, sebanyak itulah kau tau’. Dia mampu melihat peran para Hunter itu hanya dari
pakaian dan perlengkapan mereka. Ini semua berkat partisipasinya pada Raid
dengan Hunter lain tempo dulu.
‘Dan, baik dulu maupun sekarang, para pejabat Guild juga
sibuk berlarian kesana-kemari.’
Kini dia merasa lebih tenang dibandingkan dulu saat dia
masih belum tau apa-apa dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan di dalam
Dungeon. Benar, Pengalaman adalah Guru terbaik.
“Hah?”
“Dia benar-benar datang!”
“Itukah Tuan Song Jin Woo!?”
Para Hunter Elit mulai berkumpul setelah dipanggil oleh Park
Jong Soo, dan mulai menunjukkan raut wajah senang setelah menyadari keberadaan
Jin Woo.
Dia secara singkat menyapa dan mengamati
semua orang yang ada di sini.
30 Hunter dengan Rank tinggi sudah berkumpul untuk Raid hari
ini. Seperti yang dikatakan Park Jong Soo, jumlah dan
kualitas mereka tidak kalah jauh dari Guild Hunter.
‘Sudah kuduga...’
Benar-benar Guild yang mewakili Busan.
Dan mereka semua mengenakan Armor Metal yang layak atau Perlengkapan Perlindungan Khusus yang dibekali dengan Efek Sihir, benar-benar cocok dengan nama ‘Knight’.
Selagi dia memikirkan banyak hal, tidak butuh waktu lama bagi para Hunter untuk
berkumpul di sekitarnya.
“Permisi...”
“Hm.”
Mereka saling mencuri pandangan sebelum berlomba-lomba untuk
berbicara terlebih dahulu.
“Tuan Hunter! Raid di Pulau Jeju benar-benar mengagumkan!’
“Bagaimana cara anda memanggil para Prajurit Hitam itu?
Tunggu dulu, apakah mereka benar-benar Makhluk Summon?” (Note: Sama halnya seperti Kuchiyose di Serial Naruto.)
“Apakah anda akan memimpin Raid hari ini, Tuan Song Jin
Woo??”
Begitu Jin Woo merasa tidak kuat dengan semua pertanyaan itu...
“Ya ampun, hentikan! Tolong hentikan!”
Healer Jong Yae Rim, yang sejak awal mengusulkan ide
untuk mengundang Jin Woo, maju ke depan sambil mendorong Hunter lain minggir.
“Kenapa kalian mencoba menyusahkan Tuan Hunter Jin Woo seperti
ini? Kalian ini bodoh atau bagaimana?”
Matanya menatap tajam
pada rekan-rekannya.
Seorang Healer peringkat tinggi hampir sama dengan Ibu dalam kehidupan sehari-hari, karena bertanggung jawab atas kesehatan seluruh Tim
Raid. Para anggota tim terpaksa menerima kekecewaan mereka dan diam,
seolah mereka sedang dihukum oleh Ibu mereka.
Jong Yae Rim tersenyum . Lalu dia berbalik dan mengulurkan
tangannya untuk menjabat tangan Jin Woo.
“Saya Healer utama Tim Penyerang Guild Knight,
Jong. Yae. Rim. Senang bertemu dengan anda.”
Dia tersenyum lembut dan melanjutkan.
“Saya tidak tau tentang yang lainnya, tapi mengingat anda yang akan memimpin tim ini, dan
fakta bahwa saya adalah Healer utama, maka setidaknya kita harus bersama, bukan?”
Jin Woo menghindari tatapan mata Jong Yae Rim yang penuh motif
tersembunyi itu dan malah menatap Park Jong Soo.
“Jadi kau belum menjelaskannya pada mereka?”
“Oh, itu. Anu...”
Park Jong Soo menggaruk belakang kepalanya dengan malu.
“Jadwalku belakangan ini terlalu sibuk. Aku sibuk
dengan urusan Guild dan juga memanggil orang-orang ini hingga aku lupa mengatakannya. Maafkan aku.”
Dia tersenyum malu dan memandang seluruh Hunter yang berkumpul.
Yah, untunglah aku tidak perlu bicara satu per satu jika para Hunter itu sudah berkumpul di satu tempat seperti
ini.
“Aku, Park Jong Soo, yang akan memimpin Raid hari ini.”
Para anggota tim mulai bergumam sendiri begitu mendengar
Park Jong Soo mengumumkan dirinya sendiri sebagai pemimpin Raid kali ini.
“Ketua, anda lagi?”
“Tapi disini ada Hunter Song Jin Woo, lalu kenapa kau yang memimpin?”
“Memangnya tidak apa-apa kalau kau yang memimpin?”
Park Jong Soo adalah seorang Tanker Rank A peringkat tinggi, jadi
tidak aneh kalau dia memimpin Raid. Kebanyakan Raid Guild ini berada dibawah
kepemimpinan Park Jong Soo, kecuali saat dulu
dimana dia masih belum pantas memimpin.
Bagaimanapun juga, bukankah ada seorang Hunter Rank S yang mengikuti
Raid ini?
Hunter terkuat lah yang memimpin Raid Dungeon – begitulah aturan
yang biasanya berlaku dalam sebuah Raid.
Park Jong Soo segera menjelaskan pada rekan satu timnya yang
kebingungan.
“Peran Tuan Hunter Song Jin Woo adalah menjaga kita dari
belakang dan menjamin keselamatan kita selama Raid.”
Mengawasi dan menjaga keselamatan seluruh Tim Penyerang dari
belakang, inilah permintaan Park Jong Soo. Tentu saja, bukan hanya demi
keselamatan seluruh Tim, namun juga demi nama baik Guild.
Memang benar Hunter dengan kemampuan bertarung yang hebat
harus berada di depan. Formasi belakang akan diurus oleh Hunter yang cocok
menghadapi sergapan, seperti tipe Mage, Healer, atau Support.
Guild Knight kesulitan merekrut orang baru, jadi keselamatan para Hunter ini penting demi nasib Guild itu sendiri. Lalu,
untuk apa mereka menaruh Hunter Song Jin Woo di belakang?
Yaitu agar Tim Penyerang dapat menjalankan Raid dengan cepat tanpa
perlu takut diserang dari belakang.
Tidak, tunggu dulu.
Jika musuh muncul dari belakang, mereka justru akan senang.
Karena yang menjaga mereka di belakang adalah Song Jin Woo, orang yang telah mengalahkan
ribuan Monster Rank S dengan mudah. Jika musuh terus bermunculan dari
belakang mereka, maka bisa dipastikan mereka akan menyelesaikan Raid ini dan
pulang ke rumah dengan cepat.
Itulah alasan pertama Park Jong Soo.
Park Jong Soo menelan ludah sambil menatap kerumunan
wartawan yang berdiri di belakang garis Polisi.
Para Wartawan itu adalah bukti bahwa sebagian orang tertarik pada Raid
ini. Jika dia tidak berhati-hati di sini, maka semua wartawan itu akan mengira
bahwa Guild Knight hanya memanfaatkan kemampuan Hunter Song Jin Woo semata.
‘Yah… Itu mungkin benar, tapi…’
Apapun masalahnya, dia tidak bisa membiarkan orang lain
melihat situasi tersebut. Bagi Guild Knight, tujuan utama Raid ini adalah
untuk membuktikan pada dunia bahwa Guild mereka masih kuat seperti dulu.
Karena itulah Park Jong Soo meminta dengan putus asa pada
Jin Woo.
Dan inilah hasilnya.
“Aku sudah mendiskusikan hal ini dengan Hunter Song Jin
Woo dan dia setuju melakukan Raid seperti ini, jadi jika kalian ada
keluhan, katakan saja saat Raid ini sudah berakhir.”
Park Jong Soo akhirnya bisa mengungkap hasil negosiasinya
pada seluruh anggota Tim. Lalu, hal ini terjadi.
“Hei, tunggu dulu. Ada yang tidak aku mengerti, jadi izinkan aku bertanya.”
Seorang Hunter Rank A tiba-tiba maju, dia adalah seorang
Hunter pemula yang belum lama bekerja di Guild Knight.
“Apakah Hunter kita selemah itu hingga kita
membutuhkan perlindungan orang lain?”
Satu kalimat itu menyebabkan wajah para Hunter Senior
menjadi pucat.
‘Tidak. Jangan katakan itu!’
Sang Hunter muda,
yang terlihat seumuran dengan Song Jin Woo, menunjukkan wajah percaya
diri.
“Apakah kalian tidak setuju denganku? Mas? Mba?”
Karena si Hunter Pemula ini adalah Pelamar paling
berpotensi nomor dua setelah Kim Chul di antara para pelamar tahun ini, dia punya alasan untuk percaya diri.
Sayangnya, masalahnya adalah orang yang dia ajak bicara.
“Apakah para Hunter Elit dari Guild kami terlihat lemah di
matamu, Tuan Song Jin Woo?”
“… .”
Song Jin Woo menahan tawanya sebisa mungkin sambil menatap
Hunter itu dengan tenang. Wajar jika Hunter lain tegang sementara dia tidak,
dan itu tidak masalah.
‘Apa-apaan kepercayaan diri bocah dungu itu…?’
‘Tidak, tunggu. Si brengsek itu… Aku mengerti kalau dia itu
bocah kampung dari Busan, tapi apakah dia benar-benar tidak tau kemampuan
seorang Hunter Rank S?’
‘Seseorang, tolong hentikan orang itu!’
‘Tapi kau tidak bisa sembarangan menghentikan orang yang bicara ngelantur.'
Melihat seluruh Seniornya dan juga Jin Woo terdiam, si
pemula itu semakin percaya diri.
“Selain itu, Ketua, kau ini berlebihan!"
“Apa? Aku?”
“Kenapa aku?”
Park Jong Soo tercengang sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Meskipun nilai dari seorang Hunter Rank S begitu tinggi,
bagaimana kau bisa semudah itu menerima penawaran seorang pekerja lepas untuk
mengambil keuntungan yang seharusnya diterima oleh Guild kita?
“…. .“
Park Jong Soo kebingungan dan langsung menatap Jin Woo.
‘Tuan Hunter Song Jin Woo… Ku pasrahkan nasib Junior kami
ini padamu.’
Jin Woo mengangguk dengan enteng.
“Apapun masalahnya, aku tidak bisa memahami ini sama sekali…”
Kemudian.
Di depan seorang pemula yang tengah berbicara dengan sangat
percaya diri, Jin Woo memanggil Igris. (Summon/Kuchiyose)
‘HAH!’
Si pemula Rank A ini tersentak dan langsung mundur karena energy
sihir yang sangat besar dari Kesatria Hitam itu. Namun, sebelum melanjutkan
langkahnya, dia menabrak sesuatu di belakangnya.
Kini dia tertegun malu, lalu segera menoleh dan mendapati sesosok Prajurit yang lebih tinggi dari Igris, menengok ke bawah dan menatapnya, benar, itu adalah Iron.
“HAH!”
Rasa terkejut yang berusaha ia sembunyikan malah keluar dari
mulutnya.
Lalu, sesuatu muncul di sampingnya.
Seseorang menepuk pundaknya, lalu si Pemula itu perlahan
menolehkan wajahnya yang dipenuhi keringat itu dan mendapati sebuah sosok yang
memakai jubah tengah berdiri di sana.
“HUWAAAAAH!?”
Kaki si Pemula itu lemas dan kehilangan kekuatan untuk
berdiri lalu terduduk di tanah.
‘Dia terlalu menyedihkan, jadi sepertinya aku tidak perlu
memanggi Beru, kan?’
Jin Woo menjentikkan jarinya sekali dan tiga prajurit yang
mengelilingi si pemula itu langsung kembali ke bentuk bayangan.
Jin Woo berjalan mendekati si pemula yang wajahnya pucat itu
dan mengulurkan tangan padanya.
“Apakah kau sudah paham sekarang?”
Sang pemula Rank A itu menggapai tangan Jin Woo dan dengan
susah payah berusaha berdiri sambil mengangguk dengan cepat.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar