Novel Solo Levelling Chapter 141 Bahasa Indonesia
SOLO LEVELLING 141
Bagaimana cara menjelaskan situasi ini?
Para murid tercengang melihat hal ini.
Tadinya mereka berniat mengalihkan pandangan mereka dari
pemandangan dimana teman mereka dibunuh, tapi ‘Prajurit’ hitam ini tiba-tiba
muncul begitu saja.
Prajurit?
Tunggu dulu – apakah mereka ini benar-benar ‘prajurit’?
Tapi, para Monster ini tampak lebih ‘Orc’ daripada Orc itu
sendiri, dan setidaknya ukuran mereka dua kali lebih besar daripada seekor Orc dan kulit mereka berwarna merah? Sungguh?
Saat berdiri di samping High Orc ber-armor hitam itu, Orc yang mengerikan itu justru
tampak seperti anak kecil. Tapi, faktanya
memang begitu.
Prajurit Bayangan yang Jin Woo tinggalkan di bayangan Jin Ah
dulunya adalah para High Orc yang menjaga Monster Boss ‘Fang’ di Dungeon
peringkat tinggi. Tidak hanya itu, makhluk-makhluk ini baru sebagian dari para
Prajurit yang ada di Dungeon itu.
Orc biasa melawan para prajurit High Orc? Lucu
sekali.
Untuk menunjukan jarak antara kekuatan mereka, High Orc itu memukul
sekuat tenaga.
‘Heok!!’
Monster mengerikan yang beberapa saat lalu mengancam nyawa
mereka kini sedang dibantai dengan lebih kejam daripada sebelumnya.
Rasa kaget dan ketakutan mereka sudah melewati batas wajar,
dan membuat mereka linglung, kecuali satu orang.
‘Oppa? Apakah Oppa…?’
Jin Ah dapat merasakan jejak Jin Woo dari tiga High Orc yang
mengelilinginya bagai Bodyguard ini.
“Gururu…”
Dua High Orc yang berdiri di belakang Jin Ah bahkan tidak perlu
maju. High Orc yang berdiri di depan, yang sudah menghancurkan kepala dari
pemimpin Orc pengintai tadi, menyambar tengkuk dua Orc yang berusaha untuk kabur itu.
“Kururuk!!”
“Kheuwahahahk!!”
Mereka kini diangkat tinggi ke udara, lalu
ditendang dan tetap berusaha keras untuk kabur. Namun usaha mereka sia-sia begitu
kepala mereka dibanting dengan keras satu sama lain.
Monster-monster itu mati dengan kepala yang berceceran dan jatuh menumpuk di lantai.
Dalam sekejap, tiga Orc yang menyerang ruang kelas mereka
berhasil diatasi. Begitulah akhirnya.
Para High Orc berhenti bergerak dari tempat mereka dan
dengan tenang menjaga Jin Ah.
Sudah berapa lama waktu berlalu?
Para murid akhirnya mendapatkan sedikit ketenangan mereka
kembali. Selagi berusaha menenangkan jantung mereka yang berdebar kencang,
mereka saling menatap satu sama lain.
‘A-ada apa ini?’
‘Apakah Monster-monster itu menyelamatkan kita?’
‘Apa mereka melindungi kita?’
Meski ada sedikit ragu, namun mereka yakin bahwa para
Orc ber-Armor hitam ini tidak akan menyakiti mereka.
“Oppa dimana? Apa dia juga di sini?”
Sambil menangis, Jin Ah bertanya, namun para
prajurit High Orc itu tidak menjawabnya.
“Oppa?”
Mereka justru menghentikan Jin Ah jika dia berusaha pergi dari tempat itu.
“…?”
Saat Jin Ah dengan hati-hati mendongak ke High Orc itu,
makhluk itu menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan apapun.
Prioritas utama para High Orc ini adalah menjamin
keselamatan Jin Ah. Mereka tidak bisa membiarkannya berkeliaran di bangunan
yang sekarang ini dipenuhi oleh musuh.
Dan, mereka cukup yakin mendengar suara langkah di tangga luar kelas.
TAP TAP TAP
TAP TAP TAP
Para Prajurit High Orc itu mulai menarik senjata yang ada di
punggung dan pinggang mereka.
Para murid semakin tegang begitu langkah-langkah itu
terdengar lebih dekat, namun pada saat yang sama, harapan mulai memenuhi hati
mereka begitu mereka melihat para High Orc ini bersiap untuk bertarung.
Mereka lega karena memiliki sekutu kuat yang melindungi
mereka, mereka berharap dapat bertahan hidup dan keluar dari sini.
Ada juga di antara mereka yang menangis karena rasa takut,
khawatir, gelisah, sedih, dan lain-lain.
HIKS… HIKS…
Para murid memeluk erat teman mereka yang menangis dan
menahan nafas mereka.
Suara langkah kaki itu semakin mendekat.
TAP TAP TAP
Para Orc yang tersebar di seluruh bangunan sekolah itu
langsung berkumpul di dekat ruang kelas 3 begitu mendengar suara saudara mereka
yang sekarat.
*Kawagane.blogspot.com*
Sinyal itu terdengar jelas.
Para High Orc yang ditugaskan untuk menjaga adik Jin Woo
mengirim sinyal yang kuat.
‘Apa sesuatu terjadi di sekitar Jin Ah?’
“Tuan Hunter?”
Jong Yae Rim memanggilnya lagi dengan gelisah.
“…”
Tanpa berkata apa-apa, Jin Woo melewatinya.
Dia kebingungan.
‘Dia ini kenapa?’
Tingkah laku Jin Woo yang tadinya tenang, berubah seratus
delapan puluh derajat. Hanya dengan melihat raut wajahnya, Jong Yae Rim bahkan
yakin kalau sesuatu terjadi pada Jin Woo.
‘Tunggu dulu…’
Hunter Song Jin Woo adalah seorang Hunter Rank S. Orang itu
melihat ke belakang dengan wajah serius. Apakah itu artinya dia dia menemukan
sesuatu di jalan yang mereka lewati sebelumnya? Sesuatu yang tadinya tidak mereka
sadari?
Kini dia semakin gelisah.
‘Ng?’
Jong Yoon Tae berbalik badan setelah merasakan seseorang sedang mendekat.
“Hyung-nim? Tuan Jin Woo sedang berjalan kemari.”
“Apa?”
Park Jong Soo menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Team Penyerangan.
‘Kenapa Tuan Song Jin Woo…?’
Dia berbalik untuk melihat, namun langsung terkejut melihat
Jin Woo yang sedang mendekat.
‘HAH!’
Aura Jin Woo benar-benar berbeda dibanding beberapa saat
lalu.
‘Ada apa?’
Pada waktu yang singkat itu, Park Jong Soo langsung
menjelajahi ingatannya untuk mencari tau apakah dia menyinggung Jin Woo. Tapi
sekeras apapun dia memikirkannya, dia tidak mendapat jawabannya.
‘Kalau begitu…’
Kalau begitu, bagaimana dia menjelaskan ekspresi dingin dan hawa ingin membunuh yang dikeluarkan Jin Woo?
Park Jong Soo dengan gugup menelan ludah setelah akhirnya
menyadari bagaimana rasanya berurusan dengan orang kuat yang sedang merasa
tidak senang.
Tempat ini adalah sebuah Dungeon. Apapun bisa terjadi dan
itu tidak aneh sama sekali.
Park Jong Soo menjadi lebih berhati-hati.
“Tuan Hunter, apa ada sesuatu yang mengganggumu?”
Jin Woo merasa sangat tertekan saat ini, jadi dia tidak akan
bertele-tele.
“Ada urusan mendadak dan aku harus pergi sekarang.”
‘HAH!?’
Park Jong Soo ketakutan. Situasi ini lebih buruk daripada
yang dia kira.
Sejauh ini, Raid-nya terasa mudah. Sejak awal, dia bahkan
terus bertanya-tanya apakah keberadaan Jin Woo diperlukan untuk menjaga Raid
mereka.
Meski begitu, Park Jong Soo adalah salah satu dari beberapa
Hunter pertama yang muncul saat semua ini dimulai beberapa tahun yang lalu.
Artinya, dia bukanlah orang naif yang akan lupa bahwa kecerobohan dapat membawa petaka.
‘Tidak ada apa-apa sampai sekarang, jadi kita harus
lebih berhati-hati ke depannya.’
Saat tak ada yang tau bahaya apa yang sedang menunggu, kehilangan
kekuatan tempur yang kuat akan sangat merugikan keadaan.
Ekspresi suram tampak di wajah Park Jong Soo.
“Tanpa kehadiranmu, Tuan Hunter, kami berada dalam bahaya.
Bukankah kau menyadarinya?”
Park Jong Soo berusaha sebisa mungkin untuk menghalangi Jin
Woo. Dia sebenarnya sadar bahwa mengganggu Jin Woo itu lebih berbahaya daripada
menyelesaikan Dungeon ini tanpa bantuan Song Jin Woo.
Dan karena itulah ekspresi Jin Woo berubah.
‘… . . . .’
Park Jong Soo gugup dan merasa nyawanya dalam bahaya, lalu mengamati reaksi Jin Woo dengan hati-hati.
“Kalau begitu, begini saja.”
“Ah, ya.”
Park Jong Soo malah mengangguk sebelum mendengar perkataan
Jin Woo.
“Sekarang, aku akan memanggil seorang teman yang bisa kau
percaya, sebesar kau mempercayaiku. Mulai dari sini, teman itu akan mengurus
semuanya.”
Telinga Park Jong Soo tersentak. Ada Hunter lain yang
kemampuannya sehebat Hunter Song Jin Woo?
‘Siapa kira-kira? Choi Jong In? Atau Cha Hae In?’
Kalau diingat-ingat lagi, bukankah kemarin dia
melihat berkas lamaran Cha Hae In di kantor Jin Woo?
‘Jika itu Hunter Cha Hae In, maka sudah lebih dari cukup.’
Meskipun kecewa karena tidak bisa menghentikan kepergian Jin
Woo, tapi Park Jong Soo tetap senang karena orang yang menggantikan Jin Woo sepertinya
cukup menjanjikan. Asalkan itu bukan Ma Dong Wook dari Guild Fame, Park Jong
Soo akan menerima siapapun.
“Kalau begitu, kami akan…”
Kini mata Park Jong Soo berkilauan. Sekuat apa Hunter ini
hingga dia mampu menggantikan Song Jin Woo?
Park Jong Soo menjadi tidak sabar. Seluruh Tim yang juga
menguping percakapan itu mulai menatap Jin Woo dengan tatapan tidak sabar
bercampur khawatir.
Jin Woo tidak menyia-nyiakan waktunya dan langsung memanggil
Prajurit terkuat di antara para Tentara Bayangan-nya.
‘Beru.’
Raja dari para Semut yang tubuhnya dipenuhi asap hitam itu,
menjawab panggilan Tuannya.
‘Raja…’
Beru keluar dari bayangan, kepalanya menunduk penuh hormat
dan ia berlutut dengan sopan di depan Jin Woo.
“Hah!? Ha-ah!!!”
“Hah!?”
Beru tidak menunjukkan kekuatannya yang
membuat para Hunter ketakutan dan langsung mundur sangat jauh.
Benar-benar kekuatan sihir yang sangat mengerikan, dan wujudnya
sama seperti makhluk ‘itu’.
“Mungkinkah..??”
“T-tidak mungkin, tapi bagaimana bisa!?”
Para Hunter langsung mengenali Beru.
Tidak diragukan lagi, makhluk ini adalah Monster semut yang
mempermainkan para para Hunter Rank S Korea di Sarang Semut Pulau Jeju beberapa
waktu lalu. Park Jong Soo langsung bertanya karena tidak dapat menyembunyikan
rasa terkejutnya.
“Tu-tuan Hunter, bukankah itu Monster Semut dari Jeju?”
Jin Woo mengangguk. Karena para Hunter tingkat tinggi ini
mengenali Beru, maka dia tidak perlu
menjelaskannya lagi.
Bagaimanapun juga, seluruh negeri ini menyaksikan kekuatan
Beru.
“Mulai sekarang, orang ini akan menggantikanku.”
“HAAAHH??”
Park Jong Soo tercengang. Jin Woo tau apa yang akan dia katakan, tapi dia tidak punya waktu untuk menjawab semua pertanyaan mereka. Dia mengabaikan
Park Jong Soo lalu memberikan perintah baru pada Beru.
‘Lingungi Manusia-manusia ini.’
‘Baik, Raja.’
Beru menjawab dengan singkat dan mengangkat kepalanya.
‘Kalau begitu, Raja. Apa yang harus ku lakukan pada
makhluk-makhluk selain para Manusia ini?’
Jin Woo mengalihkan pandangannya pada sisi terdalam Gua ini
sekilas, sebelum memberikan satu perintah baru pada Beru.
‘Terserah padamu.’
Kemudian. Hawa Pembunuh yang Beru tahan sejak tadi, langsung berubah menjadi rasa sukacita.
KIEEEEEEHHHK-!!
Beru berdiri lagi dan memekik dengan keras, dan suara
mengerikan itu menggema di seluruh gua itu.
Para Hunter gemetar mendengar suara itu, meski pekikan itu
bukan ditujukan untuk mereka.
‘T-tunggu… Ki-kita harus menyelesaikan Raid ini dengan
ma-makhluk itu?’
Keringat dingin membasahi punggung Park Jong Soo.
Jin Woo bahkan tidak memperhatikan ekspresi para Hunter dan
memanggil 20 prajurit Semut untuk membantu Beru.
KIEEEEEHK!
KIEEEEEHK!
Menghirup udara segar dunia luar untuk pertama kalinya
setelah sekian lama, para Prajurit semut itu juga memekik dengan keras. Dan tentu
saja, para Hunter yang menyaksikan kejadian ini hanya terdiam di tempat.
“T-tunggu dulu!!”
Jong Yae Rim berbalik dengan cepat dan memanggil Jin Woo.
“A-apa kau akan meninggalkan kami begitu saja setelah membiarkan
para Monster itu di sini?”
“Kalau kalian mau, akan ku bawa mereka pergi dari sini. Tapi
jika itu terjadi…”
Jong Yae Rim tersentak saat Jin Woo menatapnya.
“… Aku tidak peduli apa yang akan terjadi pada Guild Knight.”
Jin Woo sudah berjanji untuk melindungi para Anggota Guild Knight dan
memastikan bahwa mereka tidak akan terluka.
Meski begitu, jika mereka menolak niat baiknya, maka Jin Woo
juga tidak perlu bertanggung jawab pada apa yang akan terjadi pada para Hunter
ini.
“….”
Perkataan Jin Woo tidak hanya membungkam mulut Jong Yae Rim,
tapi juga seluruh anggota Guild Knight.
Jin Woo berbalik arah dan langsung menghilang dari hadapan
Tim Raid itu.
‘Berapa lama lagi sampai Cooldown-nya selesai?’
Semakin dia jauh dari Tim Raid, dia memeriksa Skill
Window-nya. [Sistem yang hanya bisa
dilihat Jin Woo]
[Skill: Shadow Exchange Lv. 1]
… [01:02:16] tersisa sebelum skill dapat digunakan kembali.
‘Sial…’
Jin Woo menggigit bibirnya sendiri.
Dia harus menunggu lebih dari satu jam jika dia ingin
menggunakan Skill Shadow Exchange. Sinyal dari para Prajuritnya masih terus
berdatangan sampai sekarang.
Firasatnya sekarang benar-benar buruk.
‘Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi.’
Pertama dia harus meninggalkan Dungeon ini. Dia membulatkan
tekadnya dan mulai melangkah, namun…
Para Monster Undead yang harusnya sudah dikalahkan Tim
Penyerangan, mulai bangkit kembali.
‘… . . .’
Jin Woo benar-benar marah karena para Monster tidak berguna
ini mencoba untuk menghalanginya.
‘… . . .?’
Para Monster Undead itu bersujud pada Jin Woo.
Semua Monster Undead yang bangkit itu
bersujud di hadapan Jin Woo tanpa terkecuali.
‘Tapi, kenapa?’
Jin Woo memiringkan kepalanya karena bingung. Apakah sejak
awal semua Monster ini tampak ketakutan pada dirinya?
‘Apakah karena aku memiliki Class yang lebih tingi dibanding
seorang Necromancer yang mampu mengendalikan Undead?’
Situasi ini sangat membingungkan, tapi dia tidak punya waktu
untuk memikirkannya. Dia menyimpan kembali Belati itu ke Inventory-nya dan lari
secepat yang dia bisa untuk keluar dari Gate itu.
Perhatian orang-orang yang menunggu di luar langsung
mengarah pada Jin Woo.
Kenapa hanya Hunter Song Jin Woo yang keluar dari Gate?
Mereka menatap dengan penuh rasa penasaran, tapi Jin Woo
mengabaikan mereka.
‘Kaisel!’
Tiba-tiba, keluar seekor Naga yang dipenuhi asap hitam .
KIAAAAAHK!
Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung mengenali
naga itu, naga yang muncul di berita sebelumnya, dan mereka mulai menjerit sambil
menunjuk Jin Woo.
“Waaaah-!!”
“Itu! Lihat!”
“Itu Song Jin Woo!!”
Jin Woo langsung menaiki punggung Kaisel begitu orang-orang
bersorak, dan dia memerintahkan tunggangannya tersebut.
‘Ke tempat Adikku! Secepat yang kau bisa!’
Jika sesuatu berusaha menghalanginya, dia akan
menghancurkannya entah apapun itu.
Kaisel mengaum gembira saat tau bahwa dia diperbolehkan
terbang tanpa batasan apapun.
KIAAAAAKH!
Saat itu juga, Kaisel membentangkan sayapnya dan terbang.
BERSAMBUNG
Komentar
Posting Komentar